Penghasilan DJ Menggiurkan

Penghasilan DJ Menggiurkan : Menekuni sebuah profesi memanglah suatu pilihan untuk menjalani hidup. Bahkan, tak jarang sebuah profesi kadang menentukan status sosial dari masing-masing individu. Walau belum jelas ukurannya, stigma tertentu terhadap sebuah profesi kerap kali ditemui. ( house musik )

Salah satu profesi yang cukup menjanjikan adalah DJ (Disc Jockey). Mungkin gelar atau predikat DJ bisa diperoleh melalui pendidikan yang terkesan formal ataupun otodidak. Tapi, hal ini tentu berbeda dengan beberapa gelar seperti Sarjana, Master, atau bahkan Doktor sekalipun. Seseorang bisa meraih predikat DJ atas kepiawaiannya mixing berbagai macam karakter musik. Yang jelas, untuk menjadi seorang DJ biasanya diawali dari rasa cinta individu terhadap musik.

Kini banyak DJ yang terbilang sukses setelah menggeluti profesinya. Sebut saja DJ Anton yang memiliki sebuah Bar&Cafe bernama PARC. Selain itu, Anton juga menjadi direktur di sebuah perusahaan export & import. Kini Anton mulai merambah ke dunia bisnis Real estate.

Awalnya, Anton sering tampil di depan umum hanya berdasarkan hobi. Anton jarang menerima bayaran. Ia hanya berpikir bagaimana ia jarus berkreasi demi menyenangkan orang lain. Namun, lambat laun Anton mulai melirik DJ sebagai salah satu profesi yang menjanjikan. “Pertama kali gua pernah dibayar 100 US dollar. Jadi waktu itu setelah gua tampil di sebuah acara, pas pulangnya gua dikasih amplop. Gua nggak nyangka kalau bakal dibayar, dan uang itu adalah upah pertama yang gua dapat dari nge-DJ,” katanya. Kini semua jerih payah dan kecintaannya terhadap musik terbayar sudah. Namun, Anton menolak memberi tahu berapa besar tarif untuk aksinya dalam satu kali tampil saat ini. “Wah kalau itu nggak enak mas, tanya saja sama teman-teman gua,” katanya sembari tersenyum.

Sedangkan DJ David kini memiliki record shop yang bernama Demajors. Ia juga membuka kursus DJ dengan nama yang sama. Merasa belum puas, kini David menekuni profesi baru. David mulai menggeluti bisnis manajemen artis. Bahkan, ia berencana membuat sebuah record label bagi band dan artis. “Yang penting nggak lepas dari dunia entertainment,” kata David. Awalnya, sekitar tahun 1989 David hanya dibayar sekitar Rp.750 ribu per bulan. Namun, di tahun yang sama penghasilan David meroket hingga Rp.6 juta per bulan. Kini, David mengaku tidak mempunyai patokan harga tertentu untuk aksinya. “Soalnya sekarang gua sudah jarang nge-DJ, susah bagi waktunya. Tapi paling get more info kalau ada event tertentu atau nge-bantu teman. Itu (tarif) pun tergantung nego,” ungkapnya.

Berbeda dengan DJ Ijoel yang kini memiliki sekolah DJ sendiri. Sekolah itu diberi nama Ijoel DJ School. Sekolah itu ia rintis atas kecintaannya dengan profesi DJ. Ijoel ingin membuktikan dirinya untuk eksis di bisnis hiburan. Akhirnya, ia mendirikan Ijoel Production sebagai tanda cintanya di dunia hiburan.

DJ mulai berkembang di Indonesia, khususnya Jakarta, sekitar pertengahan tahun 1990-an. Saat itu, orang mulai jenuh dengan sajian live music, atau lagu-lagu hits yang biasa disajikan di klub malam. Akhirnya sebuah terobosan mulai terlihat dengan dikenalnya house music. Klub-klub malam pun menyambut baik house music yang saat itu dianggap mewakili gemerlapnya klub. Saat itulah profesi DJ mulai dilirik dan mulai booming.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *